Author Avatar

aren

0

Share post:

Pendahuluan

Di era digital yang semakin maju, keamanan siber menjadi hal yang sangat krusial. Salah satu jenis serangan siber yang paling sering terjadi dan berdampak luas adalah DDoS (Distributed Denial of Service). Serangan ini mampu melumpuhkan website, aplikasi, bahkan infrastruktur digital hanya dalam hitungan menit. Artikel ini akan membahas secara lengkap apa itu DDoS, bagaimana cara kerjanya, jenis-jenis serangannya, serta langkah pencegahan yang bisa Anda ambil untuk mengamankan sistem dari ancaman ini.


Apa Itu DDoS?

DDoS, singkatan dari Distributed Denial of Service, adalah jenis serangan siber di mana pelaku mencoba menghentikan layanan sebuah server, jaringan, atau aplikasi agar tidak dapat diakses oleh pengguna yang sah. Hal ini dilakukan dengan membanjiri sistem target dengan lalu lintas (traffic) yang sangat besar secara bersamaan, biasanya dari ribuan hingga jutaan perangkat yang telah terinfeksi malware (dikenal sebagai botnet).

Berbeda dengan DoS (Denial of Service) yang menggunakan satu sumber serangan, DDoS berasal dari banyak sumber secara bersamaan, membuatnya lebih sulit untuk diblokir.


Bagaimana Cara Kerja Serangan DDoS?

Serangan DDoS bekerja dengan mengirimkan permintaan secara berlebihan ke sistem target hingga kapasitas server penuh dan akhirnya tidak merespons permintaan sah dari pengguna.

Berikut adalah langkah umum proses serangan DDoS:

  1. Infeksi Perangkat – Hacker menginfeksi berbagai perangkat (komputer, IoT, server) dengan malware.
  2. Membentuk Botnet – Perangkat yang terinfeksi ini dikendalikan dari jarak jauh dan bertindak sebagai “tentara” siber.
  3. Menyerang Target – Botnet dikirim untuk mengirimkan traffic besar-besaran secara bersamaan ke server korban.
  4. Gangguan Layanan – Server tidak mampu menangani permintaan tersebut, menyebabkan layanan menjadi lambat atau bahkan tidak bisa diakses.

Jenis-Jenis Serangan DDoS

Serangan DDoS terbagi menjadi tiga kategori utama:

1. Volumetric Attacks

  • Fokus pada menghabiskan bandwidth jaringan.
  • Contoh: UDP Flood, DNS Amplification.
  • Ciri-ciri: Traffic tinggi, server down, latency meningkat.

2. Protocol Attacks

  • Menyerang layer protokol komunikasi.
  • Contoh: SYN Flood, Ping of Death, Smurf Attack.
  • Tujuan: Membuat perangkat jaringan (firewall/router) kewalahan.

3. Application Layer Attacks (Layer 7)

  • Menargetkan aplikasi web secara langsung.
  • Contoh: HTTP GET/POST Flood, Slowloris.
  • Dampak: Server tetap online, tapi aplikasi tidak bisa digunakan.

Perbedaan Serangan DDoS: Layer 3, 4, dan 7 (L3, L4, L7)

Untuk memahami DDoS lebih dalam, kita harus mengenal model OSI (Open Systems Interconnection), yang terdiri dari 7 layer. DDoS bisa terjadi di beberapa lapisan ini:

LayerTarget SeranganContoh SeranganDampak
L3 (Network Layer)Bandwidth & routingICMP Flood, IP SpoofingJaringan lumpuh total
L4 (Transport Layer)Protokol TCP/UDPSYN Flood, UDP FloodKoneksi gagal
L7 (Application Layer)Aplikasi WebHTTP Flood, SlowlorisAplikasi tidak bisa digunakan

Serangan L3 & L4 bersifat volumetrik dan cepat, sementara L7 lebih canggih dan tersembunyi, namun sama berbahayanya.


Dampak Serangan DDoS pada Bisnis & Infrastruktur

Serangan DDoS dapat menyebabkan:

  • Downtime layanan, situs atau aplikasi tidak dapat diakses.
  • Kerugian finansial akibat kehilangan pelanggan dan reputasi.
  • Biaya pemulihan yang tinggi, terutama pada perusahaan besar.
  • Gangguan kepercayaan publik, terutama jika data pengguna terdampak.

Cara Mendeteksi Serangan DDoS

Tanda-tanda bahwa Anda sedang diserang DDoS:

  • Lonjakan traffic secara tiba-tiba.
  • Kinerja server sangat lambat tanpa alasan jelas.
  • Log server penuh dengan permintaan dari IP asing.
  • Penggunaan CPU dan RAM meningkat drastis.
  • Error HTTP 502/503 secara terus-menerus.

Alat bantu seperti Wireshark, Nagios, atau Cloudflare Logs dapat membantu mendeteksi lebih cepat.


Strategi Perlindungan & Pencegahan DDoS

Langkah-langkah mitigasi efektif meliputi:

  • Gunakan CDN (Content Delivery Network) – seperti Cloudflare untuk mendistribusikan traffic.
  • Firewall & WAF (Web Application Firewall) – menyaring traffic mencurigakan.
  • Rate Limiting & Throttling – batasi jumlah permintaan dari IP tertentu.
  • Penerapan AI/ML – untuk mendeteksi pola serangan secara real-time.
  • Bekerjasama dengan penyedia anti-DDoS – seperti Akamai, Arbor, atau AWS Shield.

Studi Kasus Serangan DDoS Terbesar di Dunia

  • GitHub (2018) – Serangan sebesar 1.3 Tbps, terbesar dalam sejarah.
  • Dyn (2016) – Menggunakan botnet Mirai, menyebabkan situs besar seperti Twitter dan Netflix down.
  • Estonia (2007) – Serangan DDoS nasional yang melumpuhkan bank dan pemerintahan.

Apa yang Harus Dilakukan Saat Terkena Serangan DDoS

  1. Segera hubungi ISP atau penyedia hosting.
  2. Aktifkan fitur mitigasi atau mode under-attack.
  3. Alihkan DNS ke CDN seperti Cloudflare.
  4. Blokir IP mencurigakan.
  5. Analisis lalu lintas dan log untuk penyelidikan lebih lanjut.

FAQ (Pertanyaan Umum Tentang DDoS)

1. Apakah DDoS itu ilegal?
Ya, serangan DDoS adalah tindakan kriminal di banyak negara.

2. Apakah saya bisa jadi korban DDoS meskipun bukan perusahaan besar?
Bisa. Siapa pun yang memiliki sistem online bisa menjadi target.

3. Apa perbedaan DDoS dan DoS?
DoS berasal dari satu sumber, sedangkan DDoS dari banyak sumber (botnet).

4. Berapa lama serangan DDoS bisa berlangsung?
Bisa beberapa menit hingga berhari-hari tergantung intensitas dan tujuan penyerang.

5. Apakah serangan DDoS bisa merusak data?
Tidak langsung, tapi bisa menyebabkan sistem crash yang memicu kerusakan.

6. Apakah Cloudflare cukup untuk menangkal DDoS?
Ya, untuk sebagian besar serangan. Namun, serangan skala besar tetap butuh solusi tambahan.


Kesimpulan

Serangan DDoS merupakan ancaman nyata bagi siapa saja yang menjalankan sistem digital. Memahami apa itu DDoS dan bagaimana cara kerjanya adalah langkah awal untuk membangun pertahanan yang tangguh. Dengan mengenali jenis-jenis serangan, perbedaan layer, serta strategi perlindungan yang tepat, Anda bisa mengurangi risiko serangan dan menjaga keberlangsungan bisnis Anda di dunia online.

Server Location: Bagaimana Lokasi Server Mempengaruhi Kecepatan Website Anda?
Apa itu registry domain? | Perbedaan registry dan registrar

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *